What’s
up all? Hope. You’re fine. Alhamdulillah, Ramadhan is coming again in this
year. Unfortunately, i’m can’t fast in the first day, yeeaah just thank to God
:D
Seperti
tahun-tahun sebelumnya, di Indonesia Ramadhan selalu hadir dengan perbedaan
dari beberapa pendapat para ulama. Muhammadiyah sehari sebelumnya dan
Pemerintah hari esoknya, selang sehari. Karena kami, aku dan keluargaku yakin
pada pendapat Pemerintah jadi kami berpuasa esok hari. Just follow our believe.
Pagi
ini, sehari sebelum esok memulai puasa Ramadhan 1434 H, aku berencana hang out
with my special guy. Just lunch before fast day. Aku mengantarnya mengambil new
glasess yang sudah dipesannya kemarin kemudian dia mengajakku ke Mall Ciputra yang
memang dekat dengan optik yang kami kunjungi.
No
plan to buy anything just hang out and we going to Gunung Agung book store.
Niatnya hanya lihat-lihat aja novel terbaru apa. Aku melihat di rak-rak novel
dan dia melihat buku-buku ringan berbau humor. Tiba-tiba dia memperlihatkanku sebuah
novel dengan cover biru langit bergambar gunung yang berdiri gagah dengan
seseorang yang berjalan dibawahnya dengan tulisan di tengah gambar “Tahta
Mahameru” –Azzura Dayana- Of course, i’m excited.
“Mahameru”
nama puncak gunung tertinggi di Jawa itu selalu membuatku tertarik karena aku
suka gunung, suka pendakiannya, sejak pertama kali naik gunung aku selalu haus
dengan suasana puncaknya dan Mahameru adalah sebuah impian and he’s know it.
Dia hanya nyengir lihat aku kegirangan. Aku langsung membaca bagian belakang
buku, dan ini yang tertulis...
“Mahameru…
Puncak Abadi Para Dewa.”
Ikhsan memandang Mahameru lagi. “Apakah itu artinya…
Allah tidak punya tempat di sana?” Faras, si gadis kutu buku asal desa Ranu
Pane hanya bisa mengangkat tinggi kedua alisnya.
“Seperti aku, kamu
juga tidak tahu banyak tentang tahta Mahameru?” tanyanya lagi.
Tahta Mahameru?
Itulah salah satu dari
tiga pertanyaan tak terjawab dari Ikhsan kepada Faras. Masing-masing diajukan
dalam tiga pertemuan singkat mereka sebelum mendaki gunung tertinggi di Pulau
Jawa itu. Pendaki gunung berwatak keras dari keluarga yang penuh kebencian ini
menjadikan Mahameru sebagai peredam sesaat jiwanya yang penuh dendam. Namun
kegetiran semakin memuncak sampai akhirnya ia benar-benar membalas dendam dan
hidup terasing. Faras, sang teman baik yang merasa bersalah dalam terseretnya
Ikhsan ke ujung tanduk menelusur jejak sang pendaki hingga melintasi pulau. Ia
ditakdirkan bertemu dan seperjalanan panjang dengan Mareta, seseorang yang
ternyata terkait dalam dendam keluarga Ikhsan.
Apa sebenarnya yang
terjadi pada Ikhsan setelah menghilang tiga tahun? Lalu masih pentingkah Faras
mengungkap semua jawab atas pertanyaan esensial Ikhsan yang dulu, melalui
keajaiban demi keajaiban dalam pendakian Mahameru yang mungkin tak terlihat
selama ini?
Tahta Mahameru, sebuah
novel yang tak hanya menyajikan rangkaian peristiwa luar biasa tentang
kehidupan anak manusia, tapi juga menyuguhkan petualangan tokoh-tokohnya dari
satu daerah ke daerah lain, menghadirkan sisi religi yang menggugah, dan ikut
mengupas latar adat suku Bugis yang kental dan terkenal akan kapal pinisi
mereka. Serta tentu saja, pendakian Gunung Mahameru yang berbeda dari biasanya.
***
Oke,
setelah baca sinopsis di atas, yang ada di otakku i’m must have this book!! Finaly
alright, dia membelikannya untukku, thanks darl, love you so much, hehe.
At
home, aku langsung googling about this book, review beberapa blogger, ceritanya
berakhir bagaimana, semenarik apa bahkan aku nemu blog penulisnya yaitu Azzura Dayana
dan yang paling bikin penasaran tulisan dari salah satu blogger yang mengatakan
bahwa novel ini tentang hiking, travelling, agama, quote kehidupan, yang
semuanya dirangkum jadi satu. Waooww, seperti apa ya ceritanya, aaaa aku gak
sabar baca. Oke, untuk review dariku tunggu ya. Let’s we read this book!!
0 komentar:
Posting Komentar